Komite kebijakan Federal Reserve (The Fed) dijadwalkan mengadakan pertemuan penting pada 28–29 Oktober 2025.
Ekspektasi pasar dan analis sangat condong pada pemangkasan suku bunga acuan oleh para pembuat kebijakan. Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk menurunkan biaya pinjaman secara keseluruhan dalam perekonomian.
Apa yang Diharapkan dari Rapat Oktober?
Analisis Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan Dampaknya
Berdasarkan data dari alat FedWatch milik CME Group (yang disoroti oleh Investopedia), para investor memproyeksikan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan memangkas suku bunga dana federal (FFR) sebesar 0,25 poin persentase.
Jika pemangkasan ini terealisasi, FFR akan berada di kisaran 3,75%–4%, yang merupakan level terendah sejak Desember 2022. The Fed (Bank Sentral AS) terakhir kali memangkas suku bunga pada bulan September, mengakhiri periode penahanan suku bunga yang cukup lama.
Alasan The Fed Memangkas Suku Bunga
Pejabat The Fed menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga bertujuan untuk mendongkrak kembali perekonomiandan mencegah lonjakan angka pengangguran.
Langkah ini diambil karena pertumbuhan lapangan kerja nyaris terhenti sepanjang musim panas. Hal ini dipicu oleh tarif impor yang mendorong kenaikan harga, yang pada akhirnya menekan daya beli konsumen.
Memahami Mandat Ganda The Fed
The Fed beroperasi di bawah Mandat Ganda yang ditetapkan oleh Kongres, yaitu:
Menjaga inflasi tetap rendah (stabilitas harga).
Mempertahankan tingkat pekerjaan yang tinggi (lapangan kerja maksimum).
Cara Kerja Suku Bunga:
Suku bunga acuan The Fed memengaruhi biaya pinjaman jangka pendek (seperti kartu kredit dan pinjaman kendaraan) dan juga berdampak pada suku bunga pinjaman jangka panjang (seperti KPR 30 tahun).
Saat inflasi tinggi, The Fed menaikkan suku bunga untuk mengerem konsumsi.
Sebaliknya, saat pasar tenaga kerja melemah, The Fed memangkas suku bunga untuk mendorong aktivitas bisnis dan perekrutan.
Perekonomian Amerika Serikat saat ini menghadapi situasi yang tidak biasa dan sulit, sering disebut sebagai ancaman stagflasi (stagnasi ekonomi dengan inflasi tinggi): inflasi naik, tetapi pada saat yang sama, pasar kerja justru melemah.
Kondisi ini menciptakan dilema besar bagi The Fed, yang memiliki Mandat Ganda. The Fed harus memutuskan: apakah mereka harus mendahulukan penanganan inflasi (yang biasanya diatasi dengan menaikkan suku bunga) atau lapangan kerja (yang diatasi dengan memangkas suku bunga)?
Kondisi Pasar Tenaga Kerja
Indikasi pelemahan pasar kerja semakin jelas:
Hilangnya Lapangan Kerja: Pada Juni, AS kehilangan lapangan kerja untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun.
Pertumbuhan Melambat: Pada Agustus, penambahan lapangan kerja sangat minim, hanya sekitar 22.000.
Peningkatan Pengangguran: Jumlah klaim tunjangan pengangguran terus meningkat, dan semakin banyak orang kesulitan mendapatkan pekerjaan dalam waktu lama.
Pasar akan mencermati Laporan Ketenagakerjaan resmi berikutnya dari Biro Statistik Tenaga Kerja, yang dijadwalkan rilis pada 3 Oktober, untuk panduan lebih lanjut.
Kondisi Inflasi
Meskipun pasar kerja melemah, inflasi masih menjadi perhatian:
Target Favorit The Fed: Ukuran inflasi favorit The Fed, Core PCE (Personal Consumption Expenditures), tercatat naik 2,9% selama 12 bulan hingga Agustus.
Pemangkasan Suku Bunga Mendekat: Angka inflasi ini telah sesuai dengan perkiraan ekonom, sehingga dinilai membuka jalan bagi The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga lebih lanjut guna mendukung pasar kerja.
Secara keseluruhan, data inflasi yang terkendali, meski masih di atas target The Fed, memberikan ruang bagi para pejabat untuk fokus pada masalah pasar kerja yang memburuk, sesuai dengan ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga.
Meskipun pasar kerja menunjukkan kelemahan yang mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga, masalah inflasi justru semakin rumit.
Laju inflasi belakangan ini dilaporkan makin cepat, menjauhi target stabil The Fed sebesar 2% per tahun. Kondisi ini membuat dilema kebijakan moneter The Fed semakin sulit.
Posting Komentar